Judul: JUMANTARA – Jurnal Manuskrip Nusantara
Edisi: vol. 9 no. 2
Tahun: 2018
Penerbit: Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi, Perpustakaan Nasional RI
Halaman: 334
ISSN: 2087-1074
Pengantar Redaksi
Jumantara (Jurnal Manuskrip Nusantara) adalah jurnal
yang fokus tentang kajian naskah kuno. Jumantara
telah terbit sejak tahun 2010. Pada volume 9 nomor 2 tahun 2018 ini, redaksi
menyajikan tulisan tentang kajian naskah kuno Nusantara dengan berbagai jenis
tema kajian.
Jumantara edisi ini berisi tiga belas artikel yang membahas kajian naskah
kuno dari berbagai wilayah Nusantara. Yang pertama, Ade Iqbal Badrulzaman
memberikan sedikit gambaran tentang teori filologi dan penerapannya dalam
pernaskahan lama. Ini berangkat dari persoalan bahwa dalam meneliti manuskrip
seorang filolog kerap kali kesulitan dalam menentukan teori yang akan digunakan
di dalam penelitiannya, sehingga kerap kali
peneliti kehilangan arah karena tidak tahu alat apa yang akan dipakai di
dalam penelitiannya.
Pada artikel selanjutnya, Ahmad Wahyu Sudrajad mengungkapkan sejarah
kepustakaan Islam melalui inventarisasi dan terjemahan teks Sakaratul Maut karya Syekh Imam Tabri.
Selanjutnya, Rendra Augusta mengungkapkan relasi antara kajian arkeologi dan
filologi terkait dalam kajian relief-relief dan epigrafi. Penelitian ini akan
menyajikan pembacaan ulang terhadap inskripsi di Candi Sanggar, sebuah candi
yang berada di lereng gunung Bromo. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Filoarkeologi. Sebuah perspektif arkeologi terhadap artefak dan naskah. Penelitian ini berusaha
memperlakukan, mendeskripsikan, dan menginterpretasikan sebagai teks yang
merefleksikan kebudayaan pendukungnya.
Elis Suryani Nani Sumarlina membahas tentang naskah mantra pertanian. Belau
menguraikan pemuliaan pangan dan tata cara pengolahannya, berbasis kearifan
lokal naskah mantra pertanian dan ilmu falak, yang dikolaborasikan dengan
tradisi yang masih melekat dan diimplementasikan di Kampung Naga dan Baduy. Di
samping memaparkan hubungan antara naskah mantra pertanian dengan naskah ilmu
falak/perbintangan yang digunakan untuk menghitung serta menentukan kapan dan
padi jenis apa yang harus ditanam, dengan cara pengolahan yang bagaimana,
mantra apa yang harus dibacakan, dan kapan padi itu harus dipanen, dengan cara
bagaimana padi itu dipelihara agar hasilnya memuaskan. Artikel selanjutnya
ditulis oleh Yudi Irawan. Ia mengungkapkan catatan-catatan sejarah dalam Babad Sepehi. Babad Sepehi berisi peristiwa di masa pemerintahan kolonial Inggris
berkuasa di Jawa, 1811—1816. BS menceritakan keterlibatan pasukan Sepoy – orang
Jawa atau teks-teks Jawa sering kali menuliskan kata Sepoy dengan Sepehi,
Sepei, Spehi, Sepahi, atau Sipahi- dalam penyerbuan Keraton Yogya, 18-20 Juni 1812.
Orang Jawa mengenang peristiwa penyerbuan ini sebagai peristiwa “Geger Sepehi”.
Alhafiz Kurniawan mebahas naskah Al
Hikam. Teks ini termasuk karya tasawuf dengan tiga bagian, yaitu aforisme,
sejumlah surat yang berisi nasihat untuk sahabat atau muridnya, dan munajat
kepada Tuhan. Fokus kajian ini terbagi menjadi dua. Pertama kajian filologis
yaitu menyajikan edisi teks al-Hikam al-Aṭāiyyah
yang telah dibersihkan dari kesalahan dan diterjemahkan sehingga kandungan dan
keunikan nteks salinan al-Hikam dapat
diketahui oleh masyarakat luas. Kedua secara etnografis, yaitu pelisanan teks
al-Hikam yang digunakan sebagai penyebaran nilai-nilai sufisme di masyarakat
insdustri pelabuhan di Cilincing, Jakarta Utara. Tia Rizki Setiawati membahas
kisah Fir’aun dan Nabi Musa pada naskah Maslaku
al-‘irfān fī sīrati sayyidinā mūsā wa fir’aun yang merupakan salah satu
produk Pesantren Gentur. Kemudian Surya Hema Malini dan Dandung Adityo Argo
Prasetyo membahas adanya kesalahan-kesalahan serta kandungan isi tentang deskripsi
tari “Karna Tandhing” dalam
naskah Pratelan Beksa Wireng Karna
Tandhing Kaliyan Janak. Setelah melalui cara kerja filologi naskah ini
memuat peperangan antara kesatria dengan raksasa meliputi iringan tari, gerakan
tari Karna Tandhing, pola lantai, dan
percakapan serta diungkapkan nilai-nilai kepahlawanan dari lakon tari Karna Tandhing.
Wening Pawestri dalam artikelnya yang berjudul “Kritik Naskah (Kodikologi)
atas Naskah Sejarah Ragasela” mengkaji komponen fisik naskah atau kodeks yang
terdiri dari inventarisasi naskah, deskripsi naskah, kekerabatan antarnaskah,
dan penentuan naskah edisi. Selanjutnya Syaiful Rohman emmbahas nasihat-nasihat
atau piwulang dalam Serat
Darmasaloka. Kemudian Noor Ilmi Amalia, mengungkapkan gambaran peran ibu dalam
pola asuh dan pendidikan anak yang terdapat dalam naskah Wawacan Bin Etam. Kemudian, Tedi Permadi membandingkan tiga surat
tegel tanah tahun 1903, 1906, dan 1911 yang berasal dari daerah Priangan, Jawa
Barat. Terakhir, Ahmad Rijal Nasrullah dan Ade Kosasih membahas substansi dan
metodologi filologi sebagaimana tercakup dalam keilmuan filologi. Dalam artikel
ini juga dibahas penerapan metode dan teori filologi pada naskah Kumpulan
Mantra yang didapatkan dari
penelitian lapangan di Kabupaten Cianjur.
Semoga penerbitan Jumantara edisi
ini bisa memberi informasi dan manfaat kepada pembaca, khususnya informasi yang
berkaitan dengan kajian naskah kuno. Redaksi mengharapkan para pembaca untu
mengirim artikel-artikel yang berisi kajian yang bersumber dari naskah kuno
Nusantara. Kami menerima kritik dan saran penyempurna demi keberlangsungan
penerbitan Jumantara yang lebih baik.
Selamat membaca dan terima kasih.
Salam Redaksi
Saat ini Jumantara telah tersedia secara daring. Seluruh artikel lengkap dapat diakses melalui situs https://www.perpusnas.go.id/magazine.php?lang=id.Untuk mendapatkan jurnal dalam bentuk cetak silakan datang langsung ke alamat Redaksi JUMANTARA di Lantai 9 Perpustakaan Nasional RI, Jalan Medan Merdeka Selatan No. 11, Gambir, Jakarta Pusat, email: jumantara@pnri.go.id.