Laporan: Usi Susilawati
Kairaga.com – Tagar #KuAksaraJadiBaraya (dengan aksara menjadi saudara) bagi
para pegiat aksara Sunda sudah tidak asing lagi terdengar. Karena aksara
menjadi saudara yang menjadikan para pegiat aksara Sunda di tatar Sunda
bersatu, saling membantu dalam hal apapun, saling dukung, saling menyayangi,
meskipun mereka tidak memiliki hubungan darah.
Hal itu terbukti pada 10 Maret 2019. Lingga (Aliansi Pegiat Aksara
Sunda) mengadakan kegiatan “Silaturahmi Para Pegiat Aksara Sunda se-tatar Sunda” di
sekitar alun-alun Kota Bandung. Kegiatan tersebut murni diselenggarakan oleh para
pegiat aksara Sunda secara sukarela, tanpa campur tangan pemerintah.
Beberapa komunitas aksara Sunda yang turut berpartsipasi antara
lain JAS (Jatinangor Aksara Sunda), MASKar (Mikadeudeuh Aksara Sunda Karawang),
KUAS (Komunitas Aksara Sunda) Bogor, SASC (Sakola Aksara Sunda Cianjur), TDAS
(Tempat Diajar Aksara Sunda), AND (Aksara di Nusantara), WARA (WhatsApp
Aksara), Nonoman Galuh Ciamis, serta masyarakat umum yang mengikuti kegiatan
tersebut dengan antusias.
Agenda yang dilaksanakan antara lain sosialisasi dan diskusi
mengenai aksara Sunda dan permasalahannya, ada pula hiburan yaitu menyanyikan
lagu aksara Sunda yang diciptakan oleh salah seorang pegiat aksara Sunda.
Dalam kegiatan itu, sebagian peserta lainnya melakukan sosialisasi
kepada masyarakat melalui pembagian liflet kamus praktis aksara Sunda. Ada juga
yang berdiskusi tentang beberapa permasalahan aksara Sunda yang selama ini
masih diperdebatkan oleh para pegiat aksara. Para pegiat aksara Sunda
menghasilkan kesepakatan antara lain:
- Huruf /ja/ yang masih belum dipakai secara
seragan. Ada yang menggunakan versi lama dan ada juga yang menggunakan hasil
revisi terbaru. Huruf /ja/ yang telah direvisi memiliki bentuk “topi” ke kanan,
bukan ke kiri.
- Berkenaan dengan aksara serapan /kha/ dan /sya/
yang telah dihapus dari daftar aksara Sunda baku, tetapi keduanya masih
digunakan oleh beberapa pihak. Penulisan yang disepakati untuk /sya/ yaitu
huruf /sa/ + pamingkal, sedangkan
untuk menulis /kha/ yaitu /ka/ + pamaeh +
/ha/.
- Menekankan kembali bahwa tanda vokalisasi dalam
aksara Sunda baku berjumlah 13, yang terletak di atas (5 buah), di samping (5
buah), and di bawah (3 buah).
- Mengenai cara menulis singkatan harus ditambahkan
tanda titik (.), contohnya untuk menulis SMP yaitu /sa/ + pamaeh + titik + ma + pamaeh + titik + /pa/ + pamaeh + titik.
Contoh lainnya yaitu untuk menulis gelar dokter (dr.) cara menulisnyaa /da/ +
pamaeh + /ra/ + pamaeh + titik.
- Mengenai penulisan kata
serapan dari bahasa asing, terkadang masih ada orang yang bingung cara
menuliskannya. Dalam diskusi ini disepakati bahwa untuk menulis kata serapan
dari bahasa apapun harus disesuaiakan dengan pengucapan atau pelafalan dalam
bahasa Sunda. Begitu juga untuk menulis nama atau apapun yang menggunakan ejaan
lama, misalnya /oe/ dibaca /u/, /dj/ dibaca /j/, /tj/ dibaca /c/, dan
sebagainya.
Selain melakukan sosialisasi dan diskusi, kegiatan ini merupakan momen untuk lebih menjalin tali silaturahmi para pegiat yang mencintai aksara Sunda. Dari tidak kenal, menjadi kenal. Dari hanya tahu dan berdiskusi di media sosial, dapat berjumpa dan berdiskusi langsung. Dari tidak punya saudara jauh, menjadi saling bersaudara karena kecintaan terhadap aksara Sunda. Bahkan dari tidak mengetahui aksara Sunda, menjadi tahu dan paham membaca dan menulis aksara Sunda. Timbul rasa persaudaraan dari orang-orang dari berbagai penjuru daerah.
Hasil diskusi ini akan diakukan dalam
Kongres Bahasa Sunda dua tahunan di masa yang akan datang. Maksudnya agar
aksara Sunda lebih mendapat perhatian dari pemerintah, karena aksara Sunda saat
ini dirasakan sudah mulai kembali bangkit karena para peggiat. Selain itu
aksara Sunda dapat wajib diajarkan di setiap sakola maupun khalayak umum.
Seluruh harapan tersebut bukan hanya untuk
sekali ini saja. Malah bisa juga diadakan silaturahmi di setiap daerah. Semakin
banyak masyarakat yang mencintai aksara Sunda melalui belajar membaca dan
menulisnya. Paling tidak, dapat menuliskan nama sendiri dengan aksara Sunda.
Pada masa kini tentu tidaklah sulit jika ingin belajar aksara Sunda. Banyak grup di media sosial yang setiap hari memposting dan membahas aksara Sunda. Banyak juga aplikasi yang dapat diunduh untuk belajar aksara Sunda. Yakin! Bahwa dengan aksara menjadi saudara, akan terasa jika kita sungguh-sungguh mencintai aksara Sunda. (Teh Usi)