Kairaga.com – Tahukah kamu? bahwa selain naskah kuno yang ditulis pada bahan daun lontar (ron tal), ada pula naskah kuno yang ditulis pada daun gebang. Naskah-naskah daun gebang (Corypha gebanga) ini dahulu dianggap sebagai daun nipah (Nypa fruticans). Pembaharuan informasi ini diungkap oleh Aditia Gunawan dalam artikel “Nipah or Gebang: A Philological and Codicological Study Based on Sources from West Java” yang terbit dalam Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde 171 (2015) 249–280.
Naskah gebang ditulis menggunakan tinta tradisional dengan aksara Buda/Gunung bercorak tipis-tebal. Teksnya ada yang menggunakan bahasa Jawa Kuna, ada pula yang menggunakan bahasa Sunda Kuna. Lokasi penemuannya antara lain di kabuyutan Jasinga (Bogor), kabuyutan Ciburuy (Garut), dan dari situs lereng Merapi-Merbabu. Aksara yang digunakan dalam naskah gebang ini walaupun disebut aksara Buda, tetapi memiliki corak yang khas bila dibandingkan dengan aksara Buda yang diterakan pada media lontar. Apa saja sih naskah yang menggunakan media gebang ini? yuk kita lihat beberapa contohnya!
Sanghyang Siksa Kandang Karesian
Aksara: Buda/Gunung; bahasa: Sunda kuna; Lokasi asal; Galunggung; Tahun penulisan: 1440 Saka (1518 Masehi); Lembaga penyimpan: Perpusnas RI. Edisi teks dan terjemahan dikerjakan oleh Saleh Danasasmita dkk (1981, 1987).
Arjunawiwaha
Aksara: Buda/Gunung; bahasa: Jawa kuna; Lokasi asal: Bandung; Tahun penulisan: 1344 Masehi; Lembaga penyimpan: Perpusnas RI. Penelitian: R. Ng. Poerbatjaraka, 1926 “Arjuna-Wiwāha. Tekst en vertaling.” Bijdragen Koninklijk Instituut 82:181-305.
Kunjarakarna
Aksara: Buda/Gunung; bahasa: Jawa kuna; Lokasi asal: Merapi-Merbabu; Lembaga penyimpan: Universitas Leiden, Belanda
Sanghyang Hayu
Aksara: Buda/Gunung; bahasa: Jawa kuna; Lokasi asal: Garut; Lembaga penyimpan: Perpusnas RI, Kabuyutan Ciburuy. Di Perpusnas tersimpan empat salinan dengan kode Br.634 (Serat Catur Bumi) (ditulis tahun 1445 Saka/1523 Masehi), Br.636 (Serat Buwana Pitu), Br.637 (Serat Sewaka Darma), dan Br.638 (Serat Dewa Buda). Satu salinan lainnya terdapat dalam koleksi Kabuyutan Ciburuy, Kab. Garut. Peneletian: Undang A. Darsa, Tesis Pascasarjana Unpad, 1998.
Dharma Patanjala
Aksara: Buda/Gunung; bahasa: Jawa kuna; Lokasi asal: Jawa Barat; Lembaga Penyimpan: Berlin Staatsbibliothek, Jerman; Penelitian: Andrea Acri (2011), Disertasi Leiden University, Belanda.
Bhima Swarga
Aksara: Buda/Gunung; bahasa: Jawa kuna; Lokasi asal: – ;Lembaga penyimpan: Perpusnas RI, Kabuyutan Ciburuy. Peneliti: Aditia Gunawan (2016) Tesis di l’Institut national des langues et civilisations orientales en vue de l’obtention (INALCO) du M2, Prancis.
Sanghyang Tatwa Ajnyana
Aksara: Buda/Gunung; bahasa: Sunda kuna; Lokasi asal: kabuyutan Citanggong, Jasinga; Lembaga penyimpan: Perpusnas RI. Penelitian: Tien Wartini, Mamat Ruhimat, Ruhaliah, Aditia Gunawan (2011)
Sanghyang Raga Dewata
Aksara: Buda/Gunung; bahasa: Sunda kuna; Lokasi asal: – ;Lembaga penyimpan: Museum Negeri Sribaduga Jawa Barat. Ekadjati, Edi S.& Undang A.Darsa, 2004. “Sang Hyang Raga Dewata”, dalam Sundalana 2: Fatimah in West Java, Moral Admonitions to Sundanese Gentlewomen dan Kajian Lainnya Mengenai Budaya Sunda. Bandung: Pusat Studi Sunda. Halaman 133–179.
0 comments and 0 replies