Sundalana 12: Memelihara Sunda (Bahasa, Seni, dan Sastra)

Kairaga.com – Penerbitan Buku Séri Sundalana nomor ini memusatkan perhatian pada pentingnya kegiatan menyelamatkan, memelihara, dan mengembangkan tiga di antara banyak aspek kebudayaan Sunda, yakti aspek kebahasaan, kesenian dan kesastraan. Tentu, aspek-aspek lainnya di luar bahasa, seni dan sastra tidak kurang pentingnya. Betapapun, sejauh yang dapat diikuti dalam pengalaman menerbitkan buku seri ini, para pemerhati kebudayaan Sunda yang sejauh ini berbaik hati menyumbangkan hasil pemikiran atau penelitian mereka untuk dimuat dalam buku ini pada umumnya sangat menekankan ketiga aspek tersebut.

Di bidang kebahasaan, antropolog C.W. Watson menyumbangkan hasil pemikirannya mengenai kebijakan hidup bahasa Sunda, yakni bahasa ibu sebagian besar anggota masyarakat Sunda, di kemudian hari. Prof Bill Watson – sapaan akrab bagi C.W. Watson – adalah warga Inggris yang sudah puluhan tahun mengadakan penelitian dan menulis tentang Indonesia, antara lain mengenai masyarakat dan kebudayaan di Kerinci serta mengenai biografi tokoh Indonesia.

Di sela-sela kegiatannya mengajar di perguruan tinggi Indonesia, dia mempelajari bahasa Sunda. Dia sempat menerjemahkan sebuah cerita pendek dalam bahasa Sunda karya Deni A. Fajar ke dalam bahasa Inggris, kemudian menyertakan hasil terjemahannya itu dalam telaahnya mengenai keberadaan bahasa dan sastra Sunda dewasa ini yang dimuat dalam jurnal Indonesia and the Malay World (Volume 40, Issue 118, 2012). Dalam tulisannya di sini, Prof. Bill Watson mengemukakan perbandingan antara keadaan bahasa Sunda di Indonesia dan keadaan bahasa Welsh di Inggris. Bahasa Welsh dituturkan oleh masyarakat dan pemerintah di negeri itu menempuh langkah-langkah strategis untuk melestarikan bahasa Welsh.

Tulisan Prof. Bill Watson yang pernah disampaikan dalam sebuah diskusi di kampus Universitas Padjadjaran di Bandung, dan kabarnya sempat merangsang perdebatan di antara hadirin, ini sangat penting terutama bagi pihak-pihak yang memperdulikan kelangsungan hidup bahasa Sunda. Uraiannya dapat dijadikan bahan bandingan yang sangat berharga bagi upaya-upaya pemeliharaan dan pengembangan bahasa Sunda. Bertolak dari perbandingan tersebut, Prof. Bill Watson antara lain mengusulkan agar Pemerintah Provinsi Jawa Barat segera membentuk sebuah komisi yang terdiri atas para ahli bahasa Sunda untuk merumuskan rekomendasi kebijakan dalam pelestarian bahasa Sunda.

Di bidang kesenian terdapat dua tulisan, masing-masing dari sastrawan Ajip Rosidi dan H.D. Bastaman. Keduanya memusatkan perhatian kepada seni pertunjukan. Sumbangan Ajip dalam edisi ini berupa hasil dokumentasi atas cerita wayang Cirebon yang dibawakan oleh mendiang Dalang Abyor dalam bahasa Cirebon beserta terjemahannya dalam bahasa Indonesia dan telaah atas teks tersebut sebagai pengantar bagi pembaca untuk mengapresiasi kandungan teks tersebut. Adapun sastrawan yang juga ahli psikologi H.D. Bastaman menyumbangkan telaah atas seluk-beluk tembang Cianjuran dalam kerangka upaya memungkinkan kekayaan seni tersebut mendapat pengakuan sebagai salah satu “warisan budaya dunia”.

Di bidang kesastraan – seraya mengartikan “sastra” secara luas hingga mencakup bidang filologi – ada sumbangan telaah Ilham Nurwansah berupa temuan atas naskah Sunda Kuna Sanghyang Siksakandang Karesian. Telaah tersebut disebut “temuan” sebab naskah Sanghyang Siksakandang Karesian yang selama ini telah dikaji oleh para ahli filologi dan diketahui oleh khalayak ramah adalah naskah yang ditulis dalam media daun nipah, sedangkan naskah yang baru terbuka dan ditelaah oleh Ilham di sini ditulis dalam media daun lotnar. Telaah Ilham berasal dari skripsinya yang telah berhasil dia pertahankan di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Redaksi Sundalana menghaturkan terima kasih kepada Sdr. Atep Kurnia atas bantuannya dalam proses menyiapkan edisi ini, khususnya dalam upaya menjaring hasil penelitian penulis muda Ilham Nurwansah mengenai naskah Siksakandang Karesian sehingga dapat dimuat dalam edisi ini. Kepada sidang pembaca yang budiman, redaksi mengucapkan selamat membaca. (Hawe Setiawan).

Author Avatar
Ilham Nurwansah

Admin Kairaga.com. Tulisan-tulisannnya dimuat di surat kabar dan majalah. Ilham sering diundang sebagai pemateri seminar maupun workshop tentang naskah dan aksara Sunda. Selain itu, ia juga merupakan pemerhati naskah dan aksara Nusantara dalam dunia digital. Baca juga tulisan-tulisannya yang lain di blog inurwansah.my.id.

Suka dengan konten Ilham Nurwansah ? Kamu bisa memberikan dukungan dengan mentraktir kopi atau bagikan konten ini di media sosial.

1 comments and 0 replies
  1. Ubahlah ke bentuk aksara Sunda

    23 Jan 2020 at 07:51 Reply

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *