Noto Sans Sundanese: Font Aksara Sunda Besutan Google

Kairaga.com — Google mengembangkan keluarga font yang disebut Noto (“no more tofu”), tujuannya yaitu untuk mendukung seluruh bahasa dengan tampilan yang baik. Noto adalah sebuah jawaban dari Google untuk menjawab tanda kotak “tahu” pada karakter-karakter aksara yang tidak terbaca oleh komputer. Font Noto dibuat agar dapat menampilkan seluruh karakter aksara yang terdaftar pada blok Unicode dan disediakan secara gratis di situs https://www.google.com/get/noto/.

Aksara Sunda termasuk font yang dikembangkan oleh proyek Noto, di samping font aksara-aksara daerah Nusantara lainnya, seperti aksara Jawa, Batak, Bali, dan Bugis. Tipe font aksara Sunda Noto yaitu sans serif, tanpa kait dengan nama Noto Sans Sundanese. Bentuknya berdasarkan karakter standar Unicode. Hanya saja setiap ujungnya memiliki sudut runcing, sedangkan font Sundanese Unicode memiliki ujung yang lebih bundar. Font ini dapat diunduh melalui laman berikut https://www.google.com/get/noto/#sans-sund.

Perbandingan dengan font Sundanese Unicode.

Ukuran font Noto Sans Sundanese lebih besar sekitar dua point dari font Sundanese Unicode.

font Noto Sans Sundanese dan Sundanese Unicode ukuran 17 pt.

Kode Unicode aksara Sunda yang diacu yaitu Unicode versi 8.0. Pada versi ini terdapat beberapa tambahan karakter yang sebelumnya telah diajukan oleh Tim Unicode Aksara Sunda di Jawa Barat. Meski begitu karakter JA tampaknya masih belum diperbaiki. Perbaikan telah diajukan dan akan dikoreksi pada Unicode versi berikutnya.

Baca juga: Revisi aksara “JA” pada Sundanese Unicode 2013

Font Noto Sans Sundanese berdasarkan Unicode 8.0 (Tabel kode resmi Unicode)

Font Noto Sans Sundanese berdasarkan Unicode 8.0 (Tabel kode resmi Unicode)

 

Masalah Rendering

Browser Internet

Karena berbasis blok Unicode aksara Sunda, maka font Noto Sans Sundanese bisa terbaca pada browser. Hanya saja masih ditemukan kesalahan rendering, sehingga tampilannya menjadi kacau. Lihat pada gambar berikut.

posisi rarangken rangkap menjadi overlap pada font Noto Sans Sundanese.

Rarangken ganda, dalam hal ini paneuleung dan panyecek posisinya tidak tepat berada di atas huruf DA, tetapi panyecek merangsek ke posisi KA. Sehingga seolah-olah di atas huruf KA terdapat tiga rarangken. Ini juga terjadi untuk rarangken ganda apa saja di atas aksara konsonan. Selain itu posisi panéléng yang seharusnya berada di depan (sebelum) konsonan, saat pengetikan berdasarkan urutan logika hasilnya menjadi salah, yaitu di belakang (setelah) konsonan.

Contoh yang benar dapat dilihat pada font Sundanese Unicode yang dapat tampil dengan baik sesuai dengan urutan logika pengetikan.

Seharusnya tampil seperti ini. Menggunakan font Sundanese Unicode.

Pengolah Kata

atas: font Noto Sans Sundanese, bawah: font Sundanese Unicode

Kesalahan rendering juga ditemukan pada font Noto Sans Sundanese saat digunakan pada aplikasi pengolah kata. Saya uji menggunakan MS Word 2007, ternyata masalah kembali terjadi pada rarangkén ganda. Rarangken ganda yang diketikkan berdasarkan urutan logika pengetikan hasilnya menjadi bertumpuk.

Author Avatar
Ilham Nurwansah

Admin Kairaga.com. Tulisan-tulisannnya dimuat di surat kabar dan majalah. Ilham sering diundang sebagai pemateri seminar maupun workshop tentang naskah dan aksara Sunda. Selain itu, ia juga merupakan pemerhati naskah dan aksara Nusantara dalam dunia digital. Baca juga tulisan-tulisannya yang lain di blog inurwansah.my.id.

Suka dengan konten Ilham Nurwansah ? Kamu bisa memberikan dukungan dengan mentraktir kopi atau bagikan konten ini di media sosial.

0 comments and 0 replies

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *