
kang Entoh dan Yogi mengamati naskah Babad Sumedang
Kegiatan perkuliahan di Prodi Pendidikan Bahasa dan Budaya Sunda, Sekolah Pascasarjana UPI kemarin (24/4/14) mendapat suasana baru saat salah satu mahasiswa, kang Entoh Toharudin membawa sebuah naskah Sunda beraksara pégon. Téksnya berbentuk puisi pupuh. Teks semacam ini dalam khasanah naskah Sunda sering disebut téks wawacan. Naskah tersebut berisi téks Babad Sumedang yang ditulis pada kertas bergaris sebanyak 201 halaman. Ukuran kertasnya 21,5 x 17,5 cm. Sedangkan ukuran ruang tulis 18 x 14 cm dengan margin atas: 1,7 cm, kiri: 1 cm, kanan: 1 cm, bawah: 2 cm. Naskah ini merupakan milik Yeti Hadiati S,S dari Ciamis yang berasal dari seorang paraji (bidan kampung).
Aksara pégon dituliskan menggunakan tinta berwarna hitam. Tidak ada paginasi (penomoran halaman) yang ditulis dengan huruf pégon. Tetapi nomor halaman ditulis dengan angka Latin menggunakan pensil di bagian atas-tengah halaman. Kertas yang digunakan merupakan jalinan dari 9 buah buku tipis yang masing-masing memililki jilid kertas manila berwarna abu-abu. Tetapi bagian kertas jilid pada buku yang diapit tampak dipotong, hingga menyisakan bagian pinggirnya saja. Sedangkan kertas jili pada buku terluar digunakan sebagai jilid luar yang dilapisi oleh kain kanvas bekas lukisan.
Untuk menyatukan 9 buah buku itu digunakan kertas dupleks sebagai penguat dan dijalin dengan benang kasur putih yang sudah pudar warnanya. Secara umum kondisi naskah cukup baik dan tulisan masih dapat dibaca cukup jelas. Hanya pada bagian halaman-halaman terluar kertasnya telah terlepas beberapa lembar, dan mengalami kerusakan pada bagian tepian halaman. Kertas yang digunakan sangat tipis dan telah menguning pada beberapa bagian akibat kelembaban saat penyimpanan, atau perlakuan yang didapat.
Naskah ini direncanakan akan digarap sebagai bahan tesis oleh Entoh. Penelitian dan pengkajian naskah Sunda merupakan bagian dari aktifitas akademis yang termasuk dalam lingkup Prodi Bahasa dan Budaya Sunda, SPS UPI.