| Koran Sindo | Bandung Life | Selasa 3 September 2013 |

Provinsi Jawa Barat sangat kaya akan khasaah kebudayaannya, mulai kesenian, bahasa, hingga naskah kuno. Ada naskah kuno yang berbahan alami daun dan kulit kayu atau kertas. Salah satu yang unik dan mengandung nilai sejarah tinggi yakni aksara Sunda.
Yang paling mudah dilihat yaitu berbagai tulisan di plang-plang jalan sekitar Kota Bandung. Selain nama jalan, juga terdapat aksara Sunda. Namun, hanya segelintir orang yang mengetahui arti, bahkan bisa membacanya. Minimnya ahli aksara Sunda kuno ini diperparah dengan kondisi naskah yang mengkhawatirkan. Ada yang tidak terpelihara, bahkan hilang.
Karena itu, bukan hal aneh jika anak muda tidak mengetahuinya. Kekhawatiran orang Sunda pareumeun obor (kehilangan jejak sejarah) memicu para ahli melakukan pelestarian dengan menghidupkan aksara Sunda di tengah masyarakat. Tidak hanya meneliti aksara Sunda kuno, para ahli juga mengenalkannya kepada masyarakat, antara lain membuat perubahan dan pembakuan.
Cara lain untuk semakin memasyarakatkan aksara Sunda dengan sentuhan teknologi. Kini aksara Sunda tidak hanya dinikmati di museum, Anda juga dapat menikmatinya secara digital sekaligus mempelajarinya. Salah satunya membuat file font aksara Sunda sehingga bisa digunakan untuk mengetik. Dengan demikian , masyarakat mudah mengakses atau mempelajarinya melalui komputer. Bagi yang tidak bisa menulis aksara Sunda, dipermudah mempelajarinya dengan mengetik di komputer.
Sistem komputerisasi aksara Sunda sudah diterapkan cukup lama. Penggiat aksara Sunda kuno, Ilham Nurwansah, melengkapinya dengan membuat kreasi font yang dibuatnya, mulai font Sundara Latin, Sangkuriang Sunda, Asmarandana Unicode, Kandaga Unicode, hingga Sunda Kawali. File font ini dapat diakses masyarakat dan diunduh gratis dengan mengakses blog beralamat www.ilhamnurwansah.wordpress.com.
Selain untuk dipublikasikan kepada masyarakat umum, mahasiswa S-2 Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ini juga tengah menyelesaikan program font aksara Sunda kuno untuk bisa digunakan dalam penelitian. Dengan program yang dibuatnya ini, peneliti bisa menampilkan naskah Sunda asli yang ditelitinya.
Pria asal Kabupaten Cianjur ini mengataka, naskah dan aksara Sunda hanya salah satu pintu untuk membuka khasanah kebudayaan masa lalu. Orang sunda kehilangan jejak masa lalu karena jejaknya ada di naskah. Obornya sudah dinyalakan para peneliti, selanjutnya menghidupkan asatu per satu oleh generasi berikutnya.
“Kekhawatirannya siapa lagi yang akan meneruskan, peneliti sudah memasuki usia senior. Selaku orang Sunda, saya harus mendukung untuk menyosialisasikan aksara Sunda, meski hanya sebagian kecil, “ kata Ilham.
Selain memudahkan orang untuk mempelajarinya, font yang dibuatnya juga membuat orang mengenali sejarahnya. Misal dalam font aksara Sunda Kawali yang diambil dari prasasti batu di Ciamis. Dengan mengetahui ada aksara Sunda dari daerahnya, orang akan mengetahui jati dirinya. Terobsoan baru juga dilakukan Ilham. Dia menyebarkan video penggunaan font Kawali pada Microsoft Word di YouTube. Hal ini untuk makin mendekatkan aksara Sunda kepada masyarakat dunia maya. “Ini menjadi salah satu sarana membuka informasi tentang Sunda,” ujarnya. *masita ulfah