Judul: Pustaka Pararatwan i Bhumi Jawadwipa Parwa 1-2
Penyimpan: Museum Sri Baduga
No. inv: 07.14
Bahan: Kertas Daluang
Aksara: Cacarakan
Bahasa: Jawa Cirebon
Jml. Halaman: 174
Deskripsi Naskah
Naskah ini berasal dari Cirebon, dijilid dengan karton tebal yang dilaisi kain blacu wara putih. Kertas menguning, tulisan mulai pudar ukurannya 36cm x 27 cm, dengan ukuran teks 33,5 cm x 26,5 cm, dan ruang tulisan 27 cm x 16,5 cm. Ditulis dengan tinta hitam bolak-balik, setiap halaman terdiri atas 22, awal 10 dan akhir 22 baris. Bentuk karangan prosa yang berisi paparan kisahan, selesai ditulis pada tanggal 22 bulan Badhra 1607 saka (17 September 1685 Masehi), yang diprakarsai oleh Pangeran Wangsakerta yang bergelar Abdulkamil Muhammad Nasarudin.
Isi Kandungan Naskah
Secara ringkas teks diawali dengan riwayat mengenai kerajaan Tarumanagara yag didirikan oleh Purnawarman yang memerintah selama 239 tahun (395-434), semula kerajaan ini merupakan bawahan dari kerajaan Salakanagara. Tarumanagara berkembang, luas wilayahnya membentang dari Selat Sunda hingga ke daerah Jawa Tengah bagian barat, yang menenggelamkan reputasi kerajaan Salakanagara. Purnawarman digantikan putranya, Wisnuwarman, pada masa pemerintahannya mengalami kemajuan dalam sumber alam dan perdagangan, sehingga penduduknya sejahtera dan bebas menentukan pilihan agama yang dipeluknya, para pedagang dari luar pun semaik berdatangan.
Raja terakhir Tarumanagara adalah Linggawarman (666-669 M). Setelah Linggawarman meninggal, wilayah Tarumanagara dibagi dua dengan batas sungai Citarum, yaitu wilayah bagian barat Citarum sampai selat Sunda diperintah oleh Maharaja Tarusbawa, menantu Linggawarman dan pendiri kerajaan Sunda, sedangkan wilayah bagian timur Citarum sampai sungai Pamali diperintah oleh Wretikandayun pendiri kerajaan Galuh Pakuan. Diuraikan pula mengenai kerajaan-kerajaan wilayah yang ada di wilayah yang ada di bawah kekuasaan Salakanagara dan Kerajaan Tarumanagara, yaitu dua kerajaan besar di Jawa Barat.