Memed Sastrahadiprawira

Raden Memed Sastrahadiprawira. (Manonjaya, 18 Mar 1897 – Bandung, 5 Juli 1932) adalah orang Sunda pertama yang menyusun daftar naskah Sunda yang berada di Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschapen (Masyarakat Batavia Pencinta Seni dan Ilmu Pengetahuan). Ia juga dikenal sebagai sasterawan Sunda. Bakat kepengarangannya terlihat sejak sekolah HIS di Ciamis (tamat 1913). Ketika masih bersekolah, konon ia senang bercerita di hadapan teman-temannya. Tamat dari Sakola Menak (OSVIA) di Bandung tahun 1919 ia diangkat menjadi Kandidat Ambtenar di Ciranjang, Cianjur, kemudian menjadi Mantri Polisi di Bandung (1922), dan tahun 1925 diangkat menjadi Camat di Bojongloa, Bandung.

Katalog Naskah Sunda Susunan Memed Sastrahadiprawira (1929) Walaupun menjadi pegawai pamongpraja, minat dan perhatiannya terhadap bahasa dan sastera Sunda sangat besar. Ia aktip mengadakan ceramah-ceramah bahasa Sunda, dan menulis artikel- artikel kebahasaan Sunda pada surat kabar atau majalah berbahasa Sunda. Pada tahun 1922, di samping jabatan resminya ia menjadi redaktur majalah Obor. Pada tahun 1923 ia mengarang Wawacan Enden Sari Banon, dan Wawacan Sajarah Tanah Jawa, yang kemudian diterbitkan oleh toko buku M.I. Prawirawinata di Bandung. Tahun 1928, ia mengarang roman Mantri Jero dan Lalakon Ekalaya sempalan dari Mahabarata, kemudian ia menganggit wawacan berdasarkan epos Hindu Mahabarata, sampai 7 jilid diterbitkan oleh Bale Pustaka.

Pada tahun 1929 ia pindah bekerja ke Bale Pustaka di Jakarta menjadi pembantu ahli bahasa. Mula-mula ia diberi tugas mempelajari kepustakaan Sunda yang berupa naskah-naskah di Museum Pusat, Jakarta. Hasil penelitian itu kelihatan pada kedua romannya (Mantri Jero dan Pangéran Kornél) dan dalam artikel yang banyak ditulisnya untuk majalah, a.l. berupa karangan bersambung” Kasusastraan Sunda” dimuat dalam majalah Parahiangan (1929). Ia mengkritik tulisan yang dimuat dalam Encyclopedie van Nederlansch lndie (1905) yang menyatakan bahwa orang Sunda tidak mempunyai kesusasteraan. Sayangnya, pendapatnya tentang kesusastraan berdasar pada konsepsi Belanda, tidak berdasar konsepsi orang Sunda sendiri mengenai kesusastraan.

Dari Ensiklopedi Sunda: Alam Manusia dan Budaya. 2000. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.

Author Avatar
Aditia Gunawan

Pustakawan dan kurator naskah di Perpustakaan Nasional (Perpusnas). Fokus penelitiannya adalah teks-teks Sunda Kuno & Jawa Kuno. Menyelesaikan studi master di bidang teks dan linguistik di Institut National des Langues et Civilisations Orientales (INALCO, Paris) (2016). Saat ini sedang studi S-3 di École Pratique des Hautes Etudes (EPHE, Paris) dalam rangka proyek DHARMA dengan beasiswa dari EFEO Paris.

Suka dengan konten Aditia Gunawan ? Kamu bisa memberikan dukungan dengan mentraktir kopi atau bagikan konten ini di media sosial.

0 comments and 0 replies

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *