
Pusat Studi Sunda (PSS) kembali menerbitkan buku ‘Seri Sundalana’ terbarunya. Pada edisi ke-8 kali ini, tersaji dua telaah karya dua intelektual Sunda yang berkaitan dengan sejarah masyarakat Sunda. Selain itu, seperti biasa, disajikan pula transkrip dan terjemahan naskah Sunda Kuna yang kali ini diusahakan oleh dua peneliti muda, Aditia Gunawan dan Agung Kriswanto.
Kedua telaah tersebut adalah tulisan Suhamir mengenai pandangan seputar legitimasi peralihan kekuasaan di lingkungan Kerajaan Pajajaran dan tulisan Rabin Hardjadibrata mengenai sepak terjang Dipati Ukur, tokoh historis sekaligus legendaris di Tatar Sunda abad ke-17.
Tulisan Suhamir (Pulung Karaton Pajajaran), memperlihatkan kesanggupan dan kemampuannya dalam menelaah sejarah dengan pendekatan ilmiah. Ia menggali berbagai sumber pengetahuan, baik yang berupa artefak maupun yang berupa naskah kuna, mempertimbangkan pendapat para sarjana sebelumnya secara kritis, serta mengandalkan ilmu sosial, misalnya dengan mengacu pada konsep ‘political formula’ dari Gaetano Mosca untuk menjelaskan pola kepemimpinan raja dan pemuka agama di Tatar Sunda.
Adapun tulisan Rabin (Dipati Ukur: Was it the Week that Ushered 350 Years of Dutch Rule?), merupakan salah satu telaah terbaru atas sejarah dan cerita Dipati Ukur. Yang menarik dari telaah Rabin, ialah spekulasinya mengenai apa yang mungkin terjadi bila pasukan pimpinan Dipati Ukur dan pasukan pimpinan Bahureksa benar-benar tergabung dalam serangan terhadap benteng VOC sebagaimana yang telah direncanakan? Mungkinkah VOC dapat berkuasa sedemikian lamanya di Nusantara?
Sedangkan Aditia Gunawan dan Agung Kriswanto, menulis transkripsi dan terjemahan atas naskah Sunda Kuna berjudul ‘Kala Purbakala’ (Kisah Batara Kala dalam Teks Sunda Kuna). Naskah ini antara lain bercerita tentang Batara Kala, salah satu figur kahyangan yang amat dikenal oleh masyarakat Sunda dahulu kala. Upaya intelektual yang dilakukan oleh dua peneliti muda ini sungguh telah memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi pemeliharaan dan pengembangan pengetahuan kolektif mengenai masyarakat dan kebudayaan Sunda, mengingat masih banyaknya naskah Sunda Kuna dari ratusan tahun silam yang belum terbaca. Sementara kondisi fisik naskah-naskah tersebut kian hari kian mengkhawatirkan.
Buku ini baik dibaca oleh para pemerhati sejarah dan kebudayaan Sunda, mahasiswa yang mendalami sejarah, budaya Sunda dan filologi, juga masyarakat umum yang ingin mengetahui lebih banyak tentang kesundaan. (WL)
Ditulis oleh Ibnu Hizar, seorang wartawan lepas.
Judul Buku: Pulung Karaton Pajajaran, dan Esai-esai lainnya mengenai Kebudayaan Sunda; Penerbit: Pusat Studi Sunda; tebal 136 hal; cetakan I, Desember 2009; ISBN: 9789791606622; harga Rp. 32.000,-